Minggu, 24 Juli 2011

Pendeta Dukung Reality Show Para PSK

Berbagai cara oleh pemerintah di daratan Afrika untuk mngurangi jumlah pekerja seks komersial (PSK) terus dilakukan. Salah satunya adalah program reality show pada sebuah stasiun televisi di Zambia yang dilaksanakan menolong sejumlah perempuan PSK mencari calon suami.
Dirilis BBC, stasiun televisi Muvi, yang menayangkan acara itu, mengatakan acara itu untuk memberi kesempatan para perempuan itu untuk meraih kehidupan lebih baik. Belasan pekerja seks terpilih ikut acara ini demi hadiah uang senilai $9,000 dan pesta pernikahan secara gratis. "Kami ingin membuat sesuatu yang berbeda pada kehidupan perempuan ini. Mereka 'kan juga anggota masyarakat," kata juru bicara stasiun televisi itu, Coreena Paulina.

Walau terus mengundang kontroversi dan pendapat beragam, namun acara yang pertama kali ditampilkan sekitar lima tahun lalu, sempat mendapat penolakan dari para pendeta yang mengatakan acara itu merusak nilai-nilai moral itu, kini ini mendapat dukungan dari para pendeta, salah satunya adalah pendeta Jeff Musonda yang berharap melalui acara ini dapat membuat mereka bertobat. "Kalau acara ini digelar agar mereka bertobat, saya dukung. Kalau bertujuan mempromosikan, ya saya menolak."

Stasiun televisi Muvi mengatakan, mereka merekrut para perempuan pekerja seks itu di jalanan di berbagai wilayah negara itu. Sejumlah peserta mengatakan terpaksa menjadi pekerja seks karena ditinggal suami dan harus membiayai anak-anaknya. "Saya harus bertahan hidup demi 2 anak saya," ujar seorang PSK bernama Kawainga. "Saya menjadi pekerja seks karena diusir. Dan suami saya memaksa anak-anak ikut saya semua," kata peserta lainnya.

TV Muvi mengatakan semua peserta yang dipilih pemirsa akan menerima hadiah hiburan senilai $1,000 dan "1,500. Mereka juga ditawari pekerjaan penuh waktu sehingga mereka tidak kembali ke dunia lamanya. Di kalangan pemirsa tv timbul beraneka komentar yang tidak seragam. "Kalau mereka pekerja seks, ya, mereka tetap pekerja seks. Sulit mengubah itu semua dalam semalam," kata Humphrey Banda, seorang pemirsa. Namun nada berbeda dilontarkan Priska Chisenga: "Tidak adil menilai mereka hanya dengan menengok masa lalunya."

Setiap pribadi sangat berharga di mata Tuhan, siapapun dari kita tidak berhak menghakimi ataupun menilai seseorang dari profesi pekerjaannya, tugas kita yang paling utama adalah mengingatkan dan melayani mereka yang sedang terhilang dengan berbagai cara dan kegiatan positif yang dapat mengubah mereka secara benar.

Source : BBC - dpt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar